A. PENGERTIAN
Dalam
organisme prokariota terdapat dua kelompok yaitu arkhaebacteria dan eubacteria.
Eubacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang lebih umum, seperti kebanyakan
orang telah mengenalnya.
a.
Eubacteria Gram
negatif yang memilki dinding sel.
Kelompok ini merupakan prokariot yang memiliki suatu
profil dinding sel (tipe gram negatif). Kompleks yang terdiri dari satu membrane
luar dan satu membrane dalam, lapisan peptidoglikan yang tipis (yang mengandung
asam muramat yang terdapat pada semua peptidoglikan tapi sejumlah organisme
tidak memiliki bagian ini pada dinding selnya). Dan suatu variabel pelengkap
dari komponen lain diluar atau diantara lapisan ini. Kelompok ini biasanya
bersifat gram(-) negatif. Bentuk sel berupa bola, oval, batangan lurus atau
melengkung, memutar, atau filament; beberapa bentuk tersebut dapat berselubung.
Reproduksi dengan cara pembelahan biner tetapi beberapa kelompok terlihat
membentuk tunas, dan suatu kelompok jarang memperlihatkan pembelahan multiple.
Fruiting body dan mikrospora dapat dibentuk oleh miksobakteria. Gerakan
berenang, meluncur, dan gerakan tanpa berpindah tempat biasanya teramati. Anggota
divisi mungkin bakteri fototropik atau nonfototrof (diantara litotropik dan
heterotropik), dan termasuk aerobic, fakultatif anaerobic, dan spesies
mikroaerofilik; beberapa anggota merupakan parasit intraseluler obligat.
b.
Eubacteria Gram-positif
yang memiliki dinding sel
Kelompok ini merupakan prokariot dengan profil
dinding sel tipe gram-positif ; umumnya bereaksi terhadap pewarnaan gram,
tetapi tidak selalu positif. Sel berbentuk bola, batang, atau filament; batang
dan filamen mungkin tidak bercabang , tetapi beberapa memperlihatkan adanya
percabangan. Reproduksi seluler umumnya dengan pembelahan biner; beberapa
menghasilkan spora sebagai bentuk istirahat (endospora atau spora pada hifa).
Kelompok ini pada umumnya tidak berfotosintesis, melakukan khemosintesis,
heterotrof dan termasuk aerobic, anaerobic, fakultatif anaerobic, dan spesies
mikroaerofilik.
Eubacteria dapat masuk ke dalam tiga bentuk seperti:
1. ROD-SHAPED
atau disebut Bacilli
2. SPHERE
SHAPED atau disebut Cocci. Ketika cocci bergabung membentuk rantai, maka
disebut streptococci, namun cocci yang seperti anggur dan mengelompok disebut
straphylococci.
3. SPIRAL
SHAPED atau sering disebut SPIRILLA.
c.
Eubacteria tanpa
dinding sel
Eubacteria terhitung sebagai bacteria secara umum.
Mereka terlihat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta memiliki banyak
perbedaan genetic dan biokimia. Awalan “EU” pada Eubacteria berarti “TRUE”
artinya bahwa TRUEbacteria diartikan secara sederhana disebut sebagai Bacteria
(kuman).
Kelompok ini merupakan prokariotik yang tidak
memiliki dinding sel (biasa disebut mycoplasma dan termasuk kelas mollicutes)
dan tidak mensintesis bahan baku (prekusor peptidoglikan). Sel dilindungi oleh
unit membrane-membrane plasma. Sel sangat pleomorfik, dengan ukuran mulai dari
yang besar, mampu merusak vesikula sampai yang sangat kecil. Bentuk filament
biasa ditemukan dengan penonjolan-penonjolan percabangan. Reproduksi dengan
pertunasan, fragmentasi dan atau pembelahan biner. Biasanya tidak bergerak
tetapi beberapa spesies memperlihatkan pergerakan meluncur. Bentuk istirahat
tidak diketahui. Sebagian besar membutuhkan media yang komplek untuk
pertumbuhannya (tekanan osmotic tinggi yang mengelilinginya) dan memelihara
diri dengan menembus permukaan media padat dengan cara membentuk sifat koloni
berupa fried egg (telur goreng mata sapi). Mycoplasma dapat bersifat saprofit,
parasit, atau patogenik, dan patogen penyebab penyakit pada hewan, tumbuhan dan
kultur jaringan
d.
Archaebacteria
Archaebacteria merupakan kelompok bacteria yang
berbeda dengan yang lain karena hidup mereka biasanya di lingkungan yang keras
/ ekstrem. Para ilmuan memisahkan ke dalam kingdom yang lain karena organism
ini sangat berbeda dengan bakteri pada umumnya. Para peneliti percaya bahwa
kondisi lingkungan yang ekstrem sekarang diidentikan dengan kondisi awal bumi
yang belum stabil. ( www.silverfalls.k12.or.us
)
Archaebacteria dapat digolongkan kedalam tiga
kelompok berdasarkan lingkungan dimana ia hidup antara lain:
1. Methanogens.
Hidup di lingkungan sedikit oksigen dan menghasilkan gas methan. Methanogen
hanya dapat hidup di lingkungan aerobic seperi dasar laut, dasar sungai, dasar
selokan dll.
2. Thermoacidophiles.
Hidup di air yang bersuhu ekstrem (230 derajat Fahrenheit) dan pH sangat asam
(dibawah 2)
3. Ekstrem
Halophiles. Hidup di lingkungan yang bergaram seperti di Great Salt like di
Utah dan di laut mati yang kadar garamnya sangat pekat. ( www.silverfalls.k12.or.us )
Archaebacteria berasal dari bahasa yunani archaios
artinya kuno, dan bakterion (batang kecil). Archaebacteria sangat beraneka
ragam baik secara morfologi atau fisiologi. Mereka bisa bewarna atau terwarnai
baik gram positif atau gram negatif. Walaupun begitu struktur dinding dan
kimiawinya berbeda dari eubacteria. Mereka tidak mempunyai asam muramik dan
asam D-amino seperti terdapat pada peptidoglikan eubacteria. Oleh karena itu
seluruh arkhaebacteria rentan serangan oleh lisozim dan β-laktam antibiotic
seperti penisilin karena tidak memiliki asam muramat dan D-asam amino. Gram
positif arkhebacteria dapat mempunyai varietas complex polimer pada
dinding-dinding mereka. Misalnya bakteri methanogen mempunyai dinding dengan
pseudomurein, sebuah peptidoglikan yang mempunyai L-asam amino pada struktur
cross link. Hal yang paling membedakan kenampakan dari membrane arkhaebacteria adalah
sifat alami dari lipid membrannya. Mereka berbeda baik eubacteria maupun
eukariot dalam mempunyai rantai hidrokarbon bercabang yang tertanam pada
gliserol dengan ikatan eter daripada ikatan ester. Lipid polar kadang-kadang
nampak pada membrane arkhaebacteria, seperti phospolipid, sulfolipid, dan
glikolipid. Sekitar tujuh sampai tiga puluh persen lipid membrane
arkhaebacteria adalah lipid nonpolar yang merupakan derivatik squalene. Lipid
ini dapat berkombinasi dengan berbagai cara untuk membentuk kekakuan membrane
dan ketebalannya.
|
Secara genetic arkhaebacteria juga berbeda, genom
dari arkhaebacteria berukuran lebih kecil dari eubakteri normal. Akhir-akhir
ini genom dari arkhaebacteria telah diurutkan dan dibandingkan dengan genom
organism lain. Sekitar 56 % dari keseluruhan genom arkhaebacteria tersebut
sangat berbeda dengan genom dari eubacteria dan eukariot.
Archaebacteria merupakan mikroba utama dalam
lingkungan terrestrial dan akuatik, hidup dalam lingkungan anaerobic, dalam
kadar garam tinggi, atau air panas, dan dalam lingkungan yang terkena panas
bumi serta beberapa terdapat sebagai simbion saluran pencernaan. Kelompok yang
termasuk aerob, anaerob dan fakultatif aerob yang tumbuh secara khemolitoautotrofik, organotrofik.
Archaebacteria dapat bersifat mesofil atau thermofil, bahkan beberapa spesies
dapat tumbuh pada suhu diatas 100° C.
e. Perbedaan
eubacteria dan arkhaebacteria
Dinding sel, membrane sel, dan RNA ribosomalnya
berbeda dari bagian tersebut dari bakteri lain. Pada archaebacteria tidak
ditemukan adanya peptidoglikan (protein-karbohidrat) seperti yang ditemukan
pada eubacteria. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan dimana organism
khususnya bakteri lain tidak dapat bertahan. ( www.silverfalls.k12.or.us )
Archaebacteria
dapat dibedakan dari eubacteria dengan tidak adanya dinding sel peptidoglikan
mereka, posisi dari isoprenoid dieter atau digliserol tetra eter lipid, dan
karakteristik susunan RNA ribosom. Archaebacteria juga memiliki beberapa ciri
molekuler yang sama dengan eukariota. Sel memiliki bentuk yang berbeda termasuk
didalamnya adalah bentuk sferis, spiral, pipih atau batang; bentuk uniseluler
dan multiseluler pada filament atau agrigat ditemukan. Perbanyakan terjadi
dengan pembelahan binary, tunas, penggabungan, fragmentsi, atau dengan
mekanisme lain yang belum diketahui.
Arkhaebakteria tidak mempunyai peptidoglikan,
pembeda utama antara arkhaebacteria dan eubacteria. Sementara itu dinding sel
Arkhaebacteria tersusun atas molekul komponen-karbohidrat yang disebut
pseudopeptidoglycan. Membran sel eubacteria tersusun atas asam lemak dengan
gliserol yang diikat melalui ikatan ester, sementara membran archaebacteria
tersusun atas isoprenoids yang berikatan dengan asam lemak melalui ikatan eter.
Selain itu archaebacteria mempunyai lebih banyak RNA dibanding eubacteria. Secara
genetic arkhaebacteria juga berbeda, genom dari arkhaebacteria berukuran lebih
kecil dari eubakteri normal.
Arkhaebacteria juga berbeda dengan eubacteria yaitu
pada lingkungan hidupnya yang sangat ekstrim (contohnya: temperatur tinggi,
kadar garam tinggi dan PH rendah) dan melangsungkan reaksi metabolisme yang
tidak biasa, misalnya dalam pembentukan methane. Struktur peptidoglikan
Eubacteria dapat digambarkan sebagai berikut :
|
|
|
Peptidoglikan
atau murein adalah susunan polimer dari banyak sub unit yang identik. Polimer
mempunyai dua derivate gula, N-asetilgukosamin dan asam N-asetilmuramik (bentuk
eter laktil dari N-asetilglusamin)(gambar
2). Dan beberapa jenis asam amino, tiga darinya adalah asam D-glutamit,
D-alanin, dan asam meso-diaminopimelic yang tidak terdapat dalam protein. Sub
unit peptidoglikan terdapat dalam kebanyakan bakteri gram negative dan beberapa
pada bakteri gram positif. Rantai utama polimer adalah residu
N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramik. Sebuah rantai peptida dari D- dan
asam L-amino terhubung dengan grup karboksil asam N- asetilmuramik.
Rantai
sub unit peptidoglikan tergabung dengan cross link diantara peptidanya.
Seringkali grup karboksil dari terminal D-alanin terhubung langsung ke grup
amino dari asam diaminopimelic, kecuali ”peptide interbridge” juga digunakan
untuk mengganti cross link. Kebanyakan gram negative kandungan peptidoglikan di
dindingnya kurang terdapat ”peptide interbridge”.
Cross link mengakibatkan kepadatan yang tinggi dan
saling berhubungan rapat dengan peptidoglikan dinding selnya. Hal ini
mengakibatkan bentuk sel relative tetapi dinding selnya tetap elastic dan mudah
mengulur. Selain itu juga terdapat banyak pori sehingga molekul-molekul dapat
menembusnya.
Archaebacteria
mempunyai proteksi yang tinggi terhadap tekanan, suhu dan pH, dan segala bentuk
ancaman lingkungan yang ekstrim. Untuk archaebacteria yang hidup dilingkungan
bertekanan tinggi, mereka menggunakan methanochondroitin pada dinding selnya
untuk proteksi tekanan. Struktur membrane dan dinding (lemak & protein)
inilah yang berperan untuk merespon secara khusus.
Methanochondroitin
merupakan dinding sel Methanosarcina. Yang
tersusun atas galaktosamine, glucuronic atau asam galacturonik dan glukosa,
mengingatkan kepada sulphate chondroitin pada jaringan ikat pada vertebrata.
Bagaimanapun juga methacondroitin bukan sulphate dan perbandingan molar antara
GaINAc:GIcA adalah 2 : 1 dan bukan 1 : 1 seperti pada chondroitin (http://www.springerlink.com/content/pxmtkq8wh8x650ed/fulltext.pdf)
Fluiditas pada membrane
archae juga dipengaruhi oleh adanya hopaloid. Pada sel eukariot terdapat sterol
pada membrane selnya, sedangkan pada archae terdapat Hopanoid. Untuk Archae
yang tahan terhadap suhu, mereka memiliki struktur membrane yang khusus. Pada
phospolipidnya terdapat ikatan lemak jenuh. Sehingga sifat dari ikatan lemak
jenuh inilah yang menambah proteksi terdapat suhu. Ketahanan terhadap suhu pada
archae juga disebabkan karena adanya ikatan sulfur pada cross-link bridgenya.
Kesimpulan
Arkhaebakteria tidak mempunyai peptidoglikan,
pembeda utama antara arkhaebacteria dan eubacteria. Struktur membrane dan
dinding (lemak & protein) yang berperan untuk merespon secara khusus. Sementara
itu dinding sel Arkhaebacteria tersusun atas molekul komponen-karbohidrat yang
disebut pseudopeptidoglycan. Membran sel eubacteria tersusun atas asam lemak
dengan gliserol yang diikat melalui ikatan ester, sementara membran
archaebacteria tersusun atas isoprenoids yang berikatan dengan asam lemak
melalui ikatan eter. Selain itu archaebacteria mempunyai lebih banyak RNA
dibanding eubacteria. Secara genetic arkhaebacteria juga berbeda, genom dari
arkhaebacteria berukuran lebih kecil dari eubakteri normal.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks,
Geo F, dkk. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.
Kusnadi,
dkk. (2003). Common Text Book Mikrobiologi. JICA: Bandung.
Prescott,
Langsing M, et all. (1999). Microbiology fourth edition. New
York: WCB Mc Graw-Hill.
Anonim.
(2009). Bacteria Kingdom archaebacteria & Kingdom Eubacteria. (www.silverfalls.k12.or.us_staff_read_shari_mysite_typbacteria) (diakses
pada tanggal 7 Oktober 2009 pukul 16.37 WIB)
O.
Kandler. (2009). Cell Wall polimers in Archaeateria. (http://www.springerlink.com/content/pxmtkq8wh8x650ed/fulltext.pdf) (diakses pada
tanggal 7 Oktober 2009 pukul 16.37 WIB) (diakses pada tanggal 12 Oktober 2009
pukul 16.00 WIB)
makasih lo ya ni blog berguna sekali
BalasHapus