Percobaan Guff B L (1985), penggunaan gen pertumbuhan
manusia kepada embrio, diharapkan akan muncul keadaan yang baik ternyata
muncullah yang buta, immunosupresif, arthritis, gangguan pencernaan, dan
lain-lain.
Demikian pula penelitian Arfad
Putzai (1998) menggunakan kentang
transgenik yang mentah diberikan kepada tikus percobaan memberikan gejala
gangguan pencernaan, imunosupresif, kekerdilan, serta adanya arthritis.
Apakah arthritis pada domba Dolly sesudah enam tahun dari kelahirannya
disebabkan oleh penggunaan teknologi rekayasa genetika? masih diragukan
kebenarannya. Walaupun percobaan Arfad Putzai ditentang oleh berbagai pakar di
seluruh dunia tentang keakuratan penelitian tersebut, tetapi Perdana Menteri
Inggris menyatakan agar meninjau kembali tentang peraturan penggunaan
produk-produk biotehnologi di Inggris. Kedua
percobaan tersebut merupakan kenyataan dampak negatif yang disebabkan oleh
penggunaan GMO.
Satu-satunya gangguan kesehatan
sebagai dampak negatif atau bentuk nyata penggunaan hasil rekayasa genetika
(GMO), pada manusia yang telah dapat
dibuktikan ialah reaksi alergis. Tetapi, baik diketahui bahwa gen tersebut
menimbulkan reaksi alergis maka seketika itu seluruh gen serta produk dari gen
tersebut ditarik dari peredaran, sehingga dikatakan sampai saat ini belum
dijumpai lagi adanya dampak negatif gangguan kesehatan yang ditimbulkan dalam
penggunaan GMO pada manusia.
Seperti dikemukakan oleh Wallase,
2000, bahwa tidak seorang pun di muka Bumi ini ingin menjadi hewan percobaan
terhadap penggunaan produk GMO. Sedangkan untuk hewan dan beberapa hewan
percobaan ada pula dijumpai di lapangan seperti adanya penggunaan GMO pada
tanaman yang digunakan sebagai bahan pakan pokok larva kupu-kupu raja menimbulkan gangguan pencernaan, menjadi
kuntet akhirnya larva kupu-kupu mati.
Temuan di lapangan mengenai kasus kematian larva kupu-kupu yang memakan bahan pakan produk GMO dan hasil penelitian Arfad Putzai memberikan kekhawatiran terhadap pemberian hasil rekayasa genetika kepada hewan maupun manusia dalam keadaan mentah. Bentuk nyata lainnya penggunaan hasil rekayasa genetika yang telah pernah dijumpai ialah adanya gangguan lingkungan berupa tanaman yang mempergunakan bibit rekayasa genetika menghasilkan pestisida. Sesudah dewasa tanaman transgenik yang tahan hama tanaman menjadi mati dan berguguran ke tanah. Bakteri dan jasat renik lainya yang dijumpai pada tanah tanaman tersebut mengalami kematian. Kenyataan di lapangan bahwa hasil trasngenik akan mematikan jasad renik dalam tanah sehingga dalam jangka panjang dikhawatirkan akan memberikan gangguan terhadap struktur dan tekstur tanah. Di khawatirkan pada areal tanaman transgenetik sesudah bertahun-tahun akan memunculkan gurun pasir. Kenyataan di lapangan adanya sifat GMO yang disebut cross-polination. Gen tanaman transgenetik dapat ber-cross- polination dengan tumbuhan lainnya sehingga mengakibatkan munculnya tumbuhan baru yang dapat resisten terhadap gen yang tahan terhadap hama penyakit. Cross-polination dapat terjadi pada jarak 600 meter sampai satu kilometer dari areal tanaman transgenic. Sehingga bagi areal tanaman transgenik yang sempit dan berbatasan dengan gulma maka dikhawatirkan akan munculnya gulma baru yang juga resisten terhadap hama tanaman tertentu.
Temuan di lapangan mengenai kasus kematian larva kupu-kupu yang memakan bahan pakan produk GMO dan hasil penelitian Arfad Putzai memberikan kekhawatiran terhadap pemberian hasil rekayasa genetika kepada hewan maupun manusia dalam keadaan mentah. Bentuk nyata lainnya penggunaan hasil rekayasa genetika yang telah pernah dijumpai ialah adanya gangguan lingkungan berupa tanaman yang mempergunakan bibit rekayasa genetika menghasilkan pestisida. Sesudah dewasa tanaman transgenik yang tahan hama tanaman menjadi mati dan berguguran ke tanah. Bakteri dan jasat renik lainya yang dijumpai pada tanah tanaman tersebut mengalami kematian. Kenyataan di lapangan bahwa hasil trasngenik akan mematikan jasad renik dalam tanah sehingga dalam jangka panjang dikhawatirkan akan memberikan gangguan terhadap struktur dan tekstur tanah. Di khawatirkan pada areal tanaman transgenetik sesudah bertahun-tahun akan memunculkan gurun pasir. Kenyataan di lapangan adanya sifat GMO yang disebut cross-polination. Gen tanaman transgenetik dapat ber-cross- polination dengan tumbuhan lainnya sehingga mengakibatkan munculnya tumbuhan baru yang dapat resisten terhadap gen yang tahan terhadap hama penyakit. Cross-polination dapat terjadi pada jarak 600 meter sampai satu kilometer dari areal tanaman transgenic. Sehingga bagi areal tanaman transgenik yang sempit dan berbatasan dengan gulma maka dikhawatirkan akan munculnya gulma baru yang juga resisten terhadap hama tanaman tertentu.
Penggunaan bovinesomatotropine
hormon yang berasal hasil rekayasa genetika dapat meningkatkan produksi susu
sapi mencapai 40 persen dari produksi biasanya; demikian pula porcine
somatotropin yang dapat meningkatkan produksi daging babi 25 persen dari daily
gain biasanya.
Tetapi, kedua ini akan menghasilkan hasil sampingan berupa
insulin growth factor I (IGF I) yang banyak dijumpai di dalam darah maupun di
dalam daging, hati, serta di dalam susu. Mengonsumsi IGF I akan memberikan
kekhawatiran risiko munculnya penyakit diabetes, penyakit AIDS dan resisten
terhadap antibiotika pada manusia sedangkan pada sapi akan memberikan risiko
munculnya penyakit sapi-gila serta penyakit radang kelenjar susu (mastitis).
Kekhawatiran munculnya dampak
negatif penggunaan GMO terhadap ekonomi bibit yang dihasilkan dengan rekayasa
genetika merupakan final stok bahkan disebut dengan suicide seed sehingga
membuat kekhawatiran akan adanya monopoli. Kekhawatiran terhadap efesiensi
penggunaan GMO, misalnya, di Meksiko penggunaan bovinesomatothropine
kepada sapi meningkatkan produksi susu 25 persen tetapi penggunaan pakan
meningkat sehingga tidak adanya efisiensi.
Demikian pula kekhawatiran penanaman
kapas Bt di Provinsi Sulawesi Selatan dapat meningkatkan produksi tiga kali
lipat, tetapi bila subsidi supplier ditarik apakah tetap efisien? Kekhawatiran
akan musnahnya komoditas bersaing apabila minyak kanola diproduksi dengan
rekayasa genetika dapat meningkatkan produksi minyak goreng beratus kali lipat
maka akan punah penanaman tanaman
penghasil minyak goreng lainnya seperti kelapa dan kelapa sawit. Demikian pula
dengan teknologi rekayasa genetika telah diproduksi gula dengan derajat
kemanisan beribu kali dari gula biasanya, maka dikekhawatirkan musnahnya
tanaman penghasil gula.
Kekhawatiran munculnya dampak
negatif penggunaan GMO terhadap sosial bersifat religi, bagi umat Islam
penggunaan gen yang ditransplantasikan ke produk makanan maka akan menimbulkan
kekhawatiran bagi warga Muslim. Penggunaan gen hewan pada bahan makanan hasil
rekayasa genetika yang akan dikonsumsi merupakan kekhawatiran bagi mereka yang
vegetarian.
Kasus Ajinomoto di Indonesia di awal
tahun 2001, penyedap rasa Ajinomoto diduga menggunakan unsur babi di dalam memproses
pembuatan salah satu enzimnya. Pembuatan enzim ini dapat menggunakan teknologi
rekayasa genetika menggunakan gen. Seluruh produk
Ajinomoto yang diduga menggunakan unsur babi di dalam proses pembuatan
enzimnya ditarik dari peredaran.
Kloning manusia seutuhnya merupakan
kekhawatiran umat manusia yang akan memusnahkan
nilai-nilai kemanusiaan. Gen hewan disilangkan dengan gen manusia yang akan
memberikan turunan sebagai hewan, yang jelas-jelas menurunkan nilai-nilai
kemanusiaan.
Kekhawatiran munculnya dampak
negatif penggunaan GMO di Indonesia, Indonesia telah mengimpor berbagai
komoditas yang diduga sebagai hasil dari rekayasa genetika maupun yang tercemar
dengan GMO, berasal dari negara-negara yang telah menggunakan teknologi
rekayasa genetika. Mulai dari tanaman, bahan pangan dan pakan, obat-obatan,
hormon, bunga, perkayuan, hasil perkebunan, hasil peternakan dan sebagainya
diduga mengandung GMO atau tercemar GMO.
Gangguan
terhadap lingkungan
Pola tanam produk pertanian di
Indonesia areal kecil dikelilingi oleh berbagai gulma, dengan adanya sifat cross-polination
dari GMO maka dikhawatirkan akan bermunculan gulma baru yang lebih resisten.
Tanpa membakar sisa tanaman GMO akan memusnahkan jasad renik dalam
tanah bekas penanaman tanaman GMO akibat sifat dari sisa GMO yang bersifat
toksis. Jangka panjang akan merubah
struktur dan tekstur tanah.
Sifat tanaman GMO yang dapat membunuh larva kupu-kupu, akan memberikan kekhawatiran
punahnya kupu-kupu di Sulawesi Selatan. Seperti diketahui Sulawesi Selatan
termasyhur dengan kupu-kupunya.
Gangguan terhadap kesehatan.
Satu-satunya gangguan kesehatan
akibat penggunaan hasil rekayasa genetika ialah reaksi alergis yang sudah dapat
dibuktikan. Kebiasaan mengonsumsi daging, di Indonesia memiliki kekhususan
tersendiri dalam pola konsumsi daging, tidak ada bagian tubuh sapi yang tidak
dikonsumsi. Apabila sapi disuntik dengan bovinesomatotropin, mengakibatkan
kadar IGF I meningkat sangat tinggi dalam darah dan hati. Bagi daerah yang
menggunakan darah sebagai bahan pangan demikian pula mengonsumsi hati
(Indonesia mengimpor hati sejumlah lima juta kg dari negara-negara yang
menggunakan GMO) memberikan kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan
GMO.
Kebiasaan di Indonesia mengonsumsi
lalapan, mulai dari kol, kacang panjang, terong, kemangi, dan sebagainya
apabila berasal dari tanaman transgenik maka dikhawatirkan memunculkan dampak
negatif seperti larva kupu-kupu.
Kebiasaan di Indonesia menggunakan
tauge mentah, kemungkinan dipergunakan kedele impor yang diduga kedele
transgenik, maka dikhawatirkan munculnya dampak negatif seperti percobaan Arfad
Putzai.
Kebiasaan pakan ternak, dari gulma,
sisa-sisa dari hasil pertanian apabila berasal dari areal penanaman transgenik
kemungkinan telah mengandung transgenik akan memberikan kekhawatiran seperti
percobaan Arfad Putzai. Pakan ternak Indonesia didominasi bahan impor, baik
bungkil kedele maupun jagung berasal dari negara-negara menggunakan GMO
sehingga diduga mengandung bahan GMO. Penyakit ayam kuntet telah dijumpai di
Indonesia, dikhawatirkan akibat dari penggunaan jagung dan kedelai transgenik
seperti percobaan Arfad Putzai.
Gangguan terhadap religi dan
etika.
Penggunaan obat insulin yang
diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel bakteri, serta xenotransplatation
yang menggunakan katup jantung babi ditransplantasikan ke jantung manusia
memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar