Selasa, 14 Februari 2012

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

A.      Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim (Hartanto, 2004). Di mana AKDR terdiri dari bermacam-macam bentuk, terdiri dari plastik (polietiline), ada yang di lilit tembaga (Cu), ada pula yang tidak. Tetapi ada pula yang di lilit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone, dan mempunyai benang.


B.       Jenis-jenis AKDR
1.    Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
IUD
bentuk T yang baru ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
2.    Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3.    Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4.     Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB nasional adalah IUD jenis ini.

C.      Langkah-langkah pemasangan AKDR
1.    Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan.
2.    Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina.
3.    Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis terhadap Gonorrhoe.
4.    Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya.
5.    Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina.
6.    Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko perforasi.
7.    Lakukan sondage uterus.
8.     Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan AKDR dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukan re-insersi.
9.    Keluarkan tabung inserternya. Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri eksternum.Keluarkan tenakulum dan spekulum. AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalam tabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lipess loop). (Saifuddin, et. al., 2003).

D.      Cara Kerja
·      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
·      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
·      IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

E.       Keunggulan dan kelemahan penggunaan AKDR atau IUD
Keunggulan penggunaan AKDR atau IUD antara lain:
·         Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
·         AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
·         Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
·         Tidak mempengaruhi hubungan seksual
·         Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
·         Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
·         Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi
·         Dapat digunakan sampai manopouse
·         Tidak ada interaksi dengan obat-obat
·         Membantu mencegah kehamilan ekktopik

Kelemahan (efek samping) dalam penggunaan AKDR atau IUD  antara lain:
·         perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
·         Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
·         Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
·         Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
·         Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
·         Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR
·         Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
·         Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, hanya petugas terlatih yang dapat melepas
·         Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
·         Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
·         Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

Sedangkan yang boleh menggunakan AKDR atau IUD antara lain:
·          Usia reproduktif
  • Keadaan nulipara
  • Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
  • Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
  • Setelah melahirkan dan tidak menyusui
  • Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
  • Risiko rendah dari IMS
  • Tidak menghendaki metoda hormonal
  • Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
  • Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
  • Perokok
  • Gemuk ataupun kurus
AKDR tidak boleh digunakan pada keadaan sebagai berikut:
  • Sedang hamil
  • Perdarahan vagina yang tidak diketahui
  • Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
  • Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
  • Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
  • Penyakit trofoblas yang ganas
  • Diketahui menderita TBC pelvik
  • Kanker alat genital
  • Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar